Warkah Cinta buat Pemimpin.





Assalamualaikum warahmatullah.
Bismillah, dengan nama Tuhanku yang Maha Agung.

Aku titipkan warkah perjuangan ini buat para sahabat mahasiswa di USIM khususnya yang akan bertanding untuk mewakili pelajar dalam Majlis Perwakilan Pelajar sesi kali ini. Tulisan ini tidak didasari dengan apa jua status di kampus yang aku masih lagi pegang, tidak juga berpihak kepada mana-mana individu yang akan bertanding esok. Coretan ini lahir dari dalam diriku selaku anak muda yang ingin melihat kalian membawa bahtera kepimpinan dengan cara yang paling Allah sayangi;- di atas 'basirah' suluhan Al-Quran dan As-Sunnah.

Sahabat-sahabat yang aku kasihi sekalian,
Aku percaya kalian punya jiwa yang besar untuk mewakili mahasiswa di sini memimpin dengan sebuah platform yang cukup besar ini. Namun kalian perlu ingat, undi yang kalian bakal terima itu, terkandung harapan dan impian tiap mereka yang mengundi pada hari tersebut. Kalian perlu bayangkan, betapa banyak harapan yang kalian perlu pikul dengan empat kerat tulang yang kalian miliki. Betapa hinanya kalian jika amanah yang kalian dapat nanti dibakulsampahkan dengan perangai dan sikap kalian yang tidak cakna dengan isu yang berlaku, malah memekakkan telinga, bersandar pada kerusi empuk di kamar MPP itu, dan selesa bergaya dengan kot hitam milik kalian. Aku percaya kalian bukan golongan tersebut.

"..dan ia (amanah kepimpinan) pada hari akhirat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambilnya dengan benar, dan menunaikan kewajipan yang diamanahkan kepadanya."-mahfum hadis sahih.

Wasiat buatmu pemimpin.

Maka, di atas rasa kesedaranku, di sini aku titipkan beberapa pesanan daripada akalku yang dangkal ini, namun jika bermanfaat kutiplah ia untuk dijadikan cermin muhasabah kalian nanti.

Pertamanya, aku menyeru diriku serta dirimu supaya berterusan dengan Taqwa kepada Allah, dengan sebenar-benar Taqwa. Kalian lihat dan teliti sahaja tiap kandungan di dalam Al-Quran dengan mata hati yang kalian miliki. Khatib pada hari Jumaat tidak jemu berwasiat supaya meningkatkan ketaqwaan kita kepada Tuhan sekalian Alam ini. Taqwa sahaja yang dapat menyelamatkan kalian daripada menyeleweng dalam menjalankan tugas-khususnya sebagai seorang pemimpin mahasiswa. Setiap tindakan kalian nanti perlu diasaskan dengan jiwa dan fikiran yang hanya memandang segalanya untuk mencapai keredhaan Allah, dan menambahkan ketaqwaan diri kepadaNya.

Jadikan pesanan dari Ka'ab bin Malik kepada Saidina Umar tentang Taqwa itu sebagai landasan kalian. Umar yang menjawab pertanyaan Ka'ab; ditanya pernahkah beliau melalui jalan yang berduri. Maka Saidina Umar mengatakan pernah dan beliau akan menyinsing jubahnya dan berjalan dengan hati-hati, khuatir jika tercarik dan terkoyak. Jawab Ka'ab, "itulah Taqwa"-yakni kita melaksanakan perkara dengan teliti dan hati-hati, sentiasa memelihara hukum Allah.

Kedua, eratkan persaudaraan (ukhwah) sesama kalian di dalam barisan kepimpinan yang bakal naik tidak lama lagi. Kepimpinan kalian bukan bersifat individualistik, tetapi secara kolektif dan bersama. Siapa lagi yang lebih memahami bebanan dan sepak terajang dalam memimpin masyarakat melainkan rakan serta sahabat dalam barisan pimpinan kalian sendiri. Dengan ukhwah, hidup sangat bahagia walau tidak berduit. Dengan ukhwah, iman di dada bisa bertambah walau cubaan datang melanda.

Namun, kalian jangan tergoda dengan 'manis'nya ukhwah sehingga dosa sahabat kalian dipandang sebelah mata. Bukan itu yang dinamakan ukhwah, akan tetapi ukhwah itu dengan cara kalian sentiasa berpesan dengan kebenaran, dan berpesan dengan sifat kesabaran.

Ketiga, kukuhkan prinsip kalian dengan acuan Islam yang sebenar. Prinsip akan mencerminkan gaya kepimpinan yang bakal kalian terajui. Harus bagi kalian untuk membezakan perkara yang bersifat prinsip fundemental (tsawabit) dan perkara yang sifatnya anjal (mutaghayirat), supaya kepimpinan dilihat mampu memenangi pandangan mahasiswa khususnya, namun tetap di atas pendirian menjalankan kerja yang baik serta menolak pandangan, pemikiran serta perbuatan yang kotor serta jijik pada pandangan Islam.
Apabila kalian berikrar dengan prinsip ini, kalian pasti diuji dengan apa yang kalian tegakkan. Bersiap sedialah, hidup sebagai pemimpin tidak akan pernah sunyi daripada mehnah dan ujian yang terhampar di hadapan kalian.

Keempat, amalkan ilmu bermanfaat yang kalian miliki. Pemimpin itu perlu berilmu, dan mengamalkan ilmunya itu sedaya upaya yang kudrat mampu tanggungi. Ayat pertama wahyu dari Tuhan kepada kekasihnya Muhammad s.a.w itu menekankan bahawa Islam itu dilandaskan dengan ilmu dari Allah yang Maha Mencipta. Manakala penekanan beramal dengan ilmu pula dinyatakan dalam wahyu keseterusnya-surah al-muddatsir; yakni amal yang berkait dengan manusia, dengan Allah Taa'la, diri sendiri, amal yang berkait dalam soal meninggalkan kotoran dosa dan mengerjakan pahala; dan dibingkai dengan sifat sabar dalam menunaikan kesemuanya itu. [lihat surah al-muddastir, 1-7]

Akhirnya, aku mewasiatkan kalian agar sentiasa mengekalkan disiplin dalam gerak kerja yang bakal kalian tempuhi. Ilmu yang melangit tinggi, dada yang sarat dengan semangat, serta perancangan yang hebat di atas kertas tidak mampu untuk dijalankan andai kata disiplin kalian longgar dan rapuh!

Disiplin yang aku bicarakan ini berkait dengan soal masa dan pengurusan jadual kalian. Di saat kerja kalian yang bertimbun nanti, ditambah dengan 'assignment' dan 'buhus' pengajian, jangan pernah mimpikan tidur yang lena dan panjang. Jauh sekali untuk kalian duduk goyang kaki menikmati kopi panas sambil menonton cerita di dalam laptop kalian itu. Simpan sahaja mimpi itu! Kewajipan kalian lebih banyak daripada masa yang ada. Disiplinkan diri dalam mengurus jadual belajar dan aktiviti persatuan; korbankan perkara yang sia-sia itu demi amanah yang kalian pikul ini. Ingat, rehat kita semua nanti di Syurga sana, bukan penjara dunia ini.

Disiplin melahirkan insan yang hebat. Saidina Umar begitu berdisiplin dalam pengambilan hadis dan tidak menerima hadis yang berstatus 'ahad', begitu juga anaknya Abdullah yang begitu teliti dan disiplin dalam memahami ayat-ayat hukum. Ternyata, disiplin melahirkan insan yang hebat!

Justeru, aku simpulkan disini wasiatku untukmu wahai teman dan sahabatku sekalian dengan TEKAD:- Taqwa kepada Allah, Eratkan Persaudaraan, Kukuhkan Prinsip, Amalkan Ilmu dan Disiplin dalam Perjuangan. Semoga teraju kepimpinan kali ini mampu melakar nama dalam kalangan penduduk di langit sana.

Aku tinggalkan kalian dengan ayat quran yang sering aku sebut-sebutkan:



Sekian, dari sahabat seperjuanganmu..
Abu Idris.
Share this article :
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. FARIDFARUQI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger